Kamis, 22 Januari 2015

Panca Indera



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna yang dilengkapi dengan akal pikiran, supaya manusia mampu memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan segala upaya akal pikiran ini manusia dapat berikhtiar untuk mencapai hubungan baik sesamanya.
            Penulisan makalah ini menjadi suatu tugas bagi penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA 2, maka penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis menulis makalah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan initerutama kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA SD 2 serta teman-teman yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan memberkahi semua amal baik yang telah kita perbuat. Amin-amin ya rabbal alamin.

Padang, 25 April 2014

Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………   1
Daftar Isi………………………………………………………………………………….    2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...........…..   3
1.1  Latar Belakang……………………………………………………………………….     3
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………………………….    3
1.3  Tujuan Penulisan………………….....................…………………………………….     5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..    6
2.1  Pengertian Alat Indera...................................................................................................   6
2.2  Indera Pendengar...…....................................………………………………………..     6
2.3  Indera Perasa………….……………...…………..........................................………..    17
2.4  Indera Peraba……………….....………………………………......................…….....    24

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..….   32
3.1 Kesimpulan…………………...……………………………………………………….   32
3.2 Saran………………………………………………………………………………….... 32
Daftar Pustaka………………….…………………………………………………..........   33









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Alat Indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh. Alat indera ada lima, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat indra itu disebut panca indera.
Pada setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima otak dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau meraba. Alat indera harus dirawat dengan baik. Jika alat indera rusak, tubuh kita tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya kita tidak dapat menikmati keadaaan sekitar.
            Agar lebih memahami tenteng indera pendengar (telinga), perasa (lidah), dan peraba (kulit) maka dalam makalah ini akan disajikan beberapa alat indera tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
1.              Apa saja bagian-bagian pada telinga?
2.              Apa saja fungsi masing-masing bagian dari telinga?
3.              Bagaimana cara kerja telinga?
4.              Apa saja penyakit yang dapat menyerang telinga?
5.              Bagaimana memelihara telinga dengan baik?
6.              Apa saja bagian-bagian pada lidah?
7.              Apa saja fungsi masing-masing bagian dari lidah?
8.              Bagaimana cara kerja lidah?
9.              Apa saja penyakit yang dapat menyerang lidah?
10.          Bagaimana memelihara lidah dengan baik?
11.          Apa saja bagian-bagian pada kulit?
12.          Apa saja fungsi masing-masing bagian dari kulit?
13.          Bagaimana cara kerja kulit?
14.          Apa saja penyakit yang dapat menyerangkulit?
15.          Bagaimana memelihara kulit dengan baik?
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagian dan fungsi masing-  masing bagian dari indera pendengar (telinga), indera perasa (lidah), dan indera  peraba (kulit).












BAB II
PEMBAHASAN
INDERA PENDENGAR, PERASA, DAN PERABA

2.1 Pengertian Alat Indra
Indera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria ada sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sanskerta disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap (lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar (telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
2.2 INDERA PENDENGAR (TELINGA)
Telinga meupakan indera pendengar. Telinga sebagai indera pendengar peka terhadap bunyi. Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
Telinga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia.
  1. Bagian-bagian Telinga
Telinga sebagai reseptor pendengaran bunyi terdiri atas 3 bagian, yaitu :
Description: http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/telinga.jpg?w=627&h=497
  1. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran.
  2. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
  3. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea).
Ketiga saluran setengah lingkaran, sakulus dan utrikulus merupakan alat keseimbangan tubuh. Sakulus dam utrikulus terletak di bawah ketiga saluran setengah lingkaran. Alat keseimbangan iniakan memberikan tanggapan terhadap perubahan posisi tubuh. Oleh karena itu, jika telinga sakit, maka keseimbangan tubuh juga terganggu.
  1. Fungsi bagian-bagian indera pendengar (telinga)
Fungsi bagian-bagian indera pendengar :
a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:
  • Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
  • Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
  • Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
  • Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
  • Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
b. Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-YTiBu9mg-JtViPf5NTPVkE1TWoCpBHh0LctjLv9mpKRjIwTfWWTs9n4qCKai0XWJsbiZnV3Pc9BDmYiqCqA-xk8U07hv-8UjVnwusIXYSjpFxwzjkizS_BiSXjoh1YT7XpN3hjY66OU/s1600/hal16.jpg
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius.
  • Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
  • Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.  Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
      Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
                 Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoVrUY3ymZEtz79ceiMdYlysJm3t5gx6SdI_aBdL8XyTlCL17veHZjZlkA3mNGVVxNz2iAWDLXpZOrma0N0hgBHlpKqVir58tN38-2w9s-VEAn-R0daNMx8hj1hsmqUvdGnggdXhIJYxI/s400/NewPicture51.png
      Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
     Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
  • Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
  • Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan  menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
  • Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
  1. Cara kerja telinga
            Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getar bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Apabila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya, tingkap jorong dan rumah siput ikut bergetar. Demikian juga dengan cairan limfa di dalam rumah siput. Cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian. Kita mendengar bunyi. Getaran bunyi yang terlalu keras dapat merobek gendang telinga sehingga pendengaran dapat terganggu.

Perjalanan Suara Dari Telinga Ke Otak
                            Description: telinga5
            Telinga merupakan suatu keajaiban rancangan yang rumit sehingga cukup telinga saja sudah dapat meruntuhkan penjelasan teori evolusi dalam hal penciptaan berdasarkan ‘kebetulan’. Proses mendengar di dalam telinga dimungkinkan oleh suatu sistem yang begitu rumit hingga perincian terkecilnya. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga (1) dan selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga (2). Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah (3) bergetar. Akibatnya, gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut “jendela lonjong” (4), yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput (5) bergerak. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf rongga telinga (6).
            Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput. Rumah siput (gambar yang diperbesar di tengah) mempunyai beberapa saluran (7), yang berisi cairan. Saluran rumah siput (8) mengandung “alat-alat korti (9) (gambar yang diperbesar di kanan), yang merupakan alat indera pendengaran. Organ ini tersusun atas “sel-sel bulu” (10). Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini melalui selaput batang (11), tempat alat-alat korti berada. Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam (12a) dan sel bulu luar (12b). Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
            Sel bulu luar (13) mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran (14). Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utama (15). Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut: inferior colliculus (16), medial geniculate body (17), dan akhirnya selaput pendengaran (18).34
Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak.
Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya. Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna. Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
  1.  Kelainan pada telinga dan cara memelihara kesehatan telinga
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga.
Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
1.    Tuli
Tuli ada dua macam yaitu:
  • Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
  • Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.


Tuli Konduktif
·         Penyebab : Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi:
a.    Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam)
b.    Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak)
Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh:
a.    Trauma akustik (suara yang sangat keras)
b.    Infeksi virus pada telinga dalam
c.    Obat-obatan tertentu
d.   Penyakit Meniere
Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh :
a.    Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak
b.    Infeksi
c.    Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum)
Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat :
a.    Gondongan
b.    Campak Jerman (rubella)
c.    Meningitis
d.   Infeksi telinga dalam
·         Gejala : Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut :
a.    Kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
b.    Terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
c.    Tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal
d.   Kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
e.    Pusing atau gangguan keseimbangan
·         Akibat : Penderita dapat mengalami kerusakan saraf yang menyebabkan tuli sementara bahkan tuli permanen.
·         Cara Pencegahan : Membersihkan telinga secara teratur.
·         Cara Pengobatan : Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya.
Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut.
Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
2.        Vertigo
·         Penyebab :
a.    Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke belakang)
b.    Adanya endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam.
c.    Pasokan oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi penyebab.
·         Gejala :  Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar; atau penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo.
a.         Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam teling.
b.         Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
c.         Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran.
d.        Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf.
e.         Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.
·         Akibat : Pada vertigo ringan, penderita hanya akan merasa pusing dan keadaan sekitar terasa berputar-putar. Namun, ada beberapa dokter yang mengatakan bahwa vertigo bias menjadi awal penyakit stroke.
·         Cara Pencegahan : CT scan atau MRI kepala, agar vertigo bisa diketahui lebih awal sebelum menjadi parah.
·         Cara Pengobatan : Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.
3.        Otitis Media
·         Penyebab : Peradangan dan penumpukan cairan didalam telinga tengah. Jika ada cukup bakteri berkembang diarea ini, cairan dapat menjadi terinfeksi.
·         Gejala :
a.         Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga).
Otitis media kronis bisa kambuh setelah infeksi tenggorokan dan hidung (misalnya pilek) atau karena telinga kemasukan air ketika mandi atau berenang. Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol yang disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar.
b.         Perforasi marginal (lubang terdapat di pinggiran gendang telinga).
Menyebabkan saluran-saluran eustachian membengkak dan menjadi terhalangi. Tanpa udara mengalir ke atau dari telinga tengah, tekanan didalam telinga meningkat. Ini dapat menjadi luar biasa tidak nyaman dan dapat terasa seperti balon yang ditiup besar sekali, siap untuk meletus. Infeksi-infeksi telinga tengah juga menyebabkan akumulasi cairan dan produksi nanah didalam telinga tengah. Ini dapat membatasi kemampuan dari getaran-getaran suara untuk berpergian dari selaput gendang telinga ke telinga dalam, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara.
Sebagai tambahan, gendang telinga dapat berubah pink atau merah, dan penumpukan cairan dan nanah yang dihaslkan didalam telinga tengah dapat menekan gendang telinga, menyebabkannya meregang secara ketat atau menonjol.
·         Akibat : Dapat menyebabkan tuli konduktif.
·         Cara Pencegahan : Pengobatan infeksi telinga akut secara tuntas bisa mengurangi resiko terjadinya infeksi telinga kronis.
·         Cara Pengobatan : Pada serangan otitis media kronis, dokter akan membersihkan saluran telinga dan telinga tengah dengan menggunakan penghisap dan kapas kering. Kemudian ke dalam telinga tengah dimasukkan cairan asam asetat dan hydrocortisone.
4.        Tonsillar Celluitis
·         Penyebab : Infeksi bakteri pada jaringan di sekitar amandel; tonsillar abscess adalah penumpukan nanah di sekitar daerah amandel.
·         Gejala : Dengan tonsillar cellulites atau abscess, menelan menyebabkan rasa sakit berat, seseorang merasa sakit, mengalami demam, dan bisa memiringkan kepala ke depan sebelah abscess untuk membantu menghilangkan rasa sakit. Kejang pada otot pengunyah membuat mulut sulit terbuka (trismus). Cellulitis menghasilkan kemerahan yang umum dan mengunyah diatas amandel dan pada langit-langit lunak. Abscess mendorong amandel ke depan, dan uvula (kecil, proyeksi kecil yang menggantung ke bawah pada belakang tenggorokan) ditelan dan bisa didorong ke sebelah berlawanan dengan abses.
·         Akibat : Kadangkala, bakteri, biasanya streptococci, yang menginfeksi tenggorokan bisa menyebar ke dalam jaringan yang mengelilinginya. Keadaan ini disebut cellulitis. Jika bakteri berkembang tidak terkendali, penumpukan nanah (abscess) bisa terbentuk. Abscess bisa terbentuk kemudian menuju amandel (peritonsillar) atau di sebelah tenggorokan (parapharyngeal). Abscesses terjadi pada anak tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa muda.
·         Cara Pengobatan : Antibiotik, seperti penisilin atau clindamycin, diberikan secara infus. Jika tidak terdapat abscess, antibiotik biasanya mulai membersihkan infeksi dalam 24 sampai 48 jam. Jika abscess ada, seorang dokter harus memasukkan sebuah jarum ke dalamnya atau memotong ke dalamnya untuk mengeluarkan nanah. Daerah tersebut pertama kali dimatirasakan dengan semprotan anestesi atau suntikan. Pengobatan dengan antibiotik dilanjutkan melalui mulut.
5.        Otitis Externa
·         Penyebab : Proses peradangan dan infeksi pada EAC (External Auditori Canal). Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering ditemukan pada infeksi ini. Bakteri yang lebih jarang yang diisoloasi termasuk spesies Proteus, Staphylococcus epidermidis, diphtheroids, dan Escherichia coli.
·         Gejala : Gejala otitis eksterna dapat beragam, tergantung dari stadium dan perluasan penyakit. Diagnosis klinis ditegakkan dengan adanya keberadaan otalgia, otorrhea, rasa penuh, pruritus, nyeri pada palpasi, dan beragam derajat oklusi pada EAC. Pasien juga dapat datang dengan penurunan pendengaran yang terjadi akibat oklusi pada EAC karena edema dan debris. Tanda otitis eksterna termasuk nyeri pada penyentuhan pinna; adanya eritema, edema, otorrhea, pembentukan krusta pada EAC; dan pada keadaan yang lebih berat, limfadenopati pada nodus limfe periauricular dan servikal anterior. Perubahan kulit akibat selulitis dapat pula muncul. Pada keadaan kronis, kulit EAC dapat menebal. Kultur dapat bermanfaat untuk kasus infeksi berulang untuk menetukan penanganan yang tepat.
·         Akibat : Pada stadium preinflamasi, telinga terpapar dengan faktor predisposisi, termasuk panas, kelembaban, luka (maserasi), absennya serumen, dan pH yang basa. Hal ini dapat menyebabkan edema pada stratum korneum dan oklusi pada unit apopilosebaseus. Pada stadium inflamasi, terjadi pertumbuhan bakteri, disertai dengan edema progresif dan nyeri yang semakin berat. Resolusi yang tidak sempurna atau inflamasi persisten selama lebih dari 3 bulan dikategorikan sebagai stadium inflamasi kronik.
·         Cara Pencegahan :
a.         Jangan masukkan barang apa saja kedalam saluran telinga. Apa saja, termasuk jari-jari dan sumbu kapas yang dimasukkan kedalam telinga dapat melukai jaringan yang melapisi saluran dan menyebabkan suatu infeksi telinga.
b.         Ambil tindakan pencegahan yang memadai sebelum dan sesudah berenang. Beberapa orang mungkin dihimbau menggunakan penyumbat-penyumbat telinga ketika berenang atau mandi untuk memelihara saluran telinga tetap kering. Keringkan telinga-telinga dengan handuk atau hair dryer sesudah berenang dapat juga menurunkan risiko infeksi-infeksi telinga. Dokter-dokter kadangkala menyarankan penggunaan tetes telinga khusus sesudah berenang.
c.         Berikan asi (air susu ibu) pada bayi-bayi. Air susu ibu menyediakan antibodi-antibodi yang membantu membuat anak-anak kurang peka terhadap infeksi-infeksi, termasuk infeksi-infeksi telinga.
d.        Monitor penggunaan dot pada bayi-bayi. Bayi-bayi (terutama yang berumur antara 6 dan 12 bulan) yang menggunakan dot-dot mempunyai risiko yang lebih tinggi mengembangkan infeksi-infeksi telinga. Bagaimanapun, pada bayi-bayi muda, penggunaan dot dapat membantu mengurangi risiko sindrom kematian mendadak bayi/sudden infant death syndrome (SIDS). Menghisap jempol tidak tampak meningkatkan risiko infeksi telinga.
e.         Sewaktu menyusu dengan botol, pegang anak-anak pada posisi duduk yang tegak. Tiduran waktu minum mempromosikan infeksi karena cairan dapat berjalan naik ke tabung-tabung eustachio (eustachian tubes), meningkatkan risiko infeksi.
·         Cara Pengobatan
Penanganan otitis eksterna termasuk debridement atraumatik pada EAC yang teliti dengan bantuan mikroskop. Untuk analgesia dapat diberikan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), opioids, atau preparat steroid topikal. Setelah pembersihan selesai, preparat tetes telinga yang bersifat antiseptis, mengasamkan, atau antibiotic (atau kombinasi dari ketiga sifat tersebut) sebaiknya diberikan. Jika derajat stenosis kanal berat, sebuah sumbu diletakkan secara hati-hati untuk menyalurkan tetesan pada bagian medial dari kanal.
Preparat antiseptic yang tersedia, termasuk asam acetic dan boric, ichthammol, phenol, aluminum acetate, gen¬tian violet, thymol, thimerosal (mis, Merthiolate), cresylate, dan alkohol. Preparat antibiotic yang dapat digunakan termasuk ofloxacin, ciprofloxacin, colistin, polymyxin B, neomycin, chloramphenicol, gentamicin, dan tobramycin. Polymyxin B dan neomycin biasanya digunakan bersamaan untuk penanganan infeksi akibat S aureus dan P aeruginosa. Ofloxacin dan ciprofloxacin merupakan antibiotic tunggal dengan spectrum yang sangat luas untuk hampir semua bakteri pathogen yang menyebabkan otitis eksterna. Preparat steroid dapat membantu mengurangi edema dan otalgia. Antibiotik sistemik diindikasikan untuk infeksi yang menyebar melewati EAC. Untuk otitis eksterna kronis, kanalplasty dapat diindikasikan untuk penebalan kulit yang menyebabkan obstruksi kanal. Pasien diminta untuk menghindari manipulasi EAC atau paparan air jika mereka memiliki riwayat otitis eksterna.
6.             Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
7.             Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.
8.             Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.  Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
9.             Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
10.         Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
11.         Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
Agar terhindar dari berbagai kelainan atau penyakit telinga, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
1.        Kebersihan telinga harus dijaga agar lubang telinga tidak tersumbat.
2.        Sebaiknya, hindari bunyi yang terlalu keras.
3.        Jika telinga sering berdenging, segeralah pergi ke dokter THT.

2.3 INDERA PERASA/PENGECAP (LIDAH)

  1. Bagian-bagian lidah
            Lidah terletak didalam mulut. Permukaaan lidah kasar karena penuh bitil-bintil yang disebut papila. Pada binti-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Lidah merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa berlapiskan selaput yang berlendir.
            Selain itu indera pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis. Indera pengecap merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan dan minuman.
Indera pengecap dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste buds). Pada lidah terdapat lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukaan atas dan sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLlgDrf7TKvXErC3z_wV0Dx8Gyb3e_XTlOhyVWvFuhNXcl03YjNKK6AOR2PcwcL56vMJfHwofPB87AahZkuw-J7RyKtvAgKv26sXEYL_YYEKn9ZbjD7KPqqZUYab3IvlK8gspxOz5VXDg/s1600/lidah.jpg

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnJsQ01GyUrFUaHgEFqe5oU6D6heX-KoFjGbvzBOy5MLiDiEaUBI3pmVa75XHaQh8pSEpswTPUoA13PhLpJRYhLHEG9R12o7QcRFU4ni7zamznxbPa8hKa2FrL71obR_etvh4dM_Yleek/s1600/lidah.png
Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah.
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin. Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung lidah dapat mengecap rasa manis.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.

Description: lidah1 
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
Description: lidah2
Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.

  1. Cara kerja lidah
Makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut memberi rangsangan ke ujung-ujung saraf pengecap. Rangsangan dari makana tersebut kemudian diteruskan ke otak.  Dengan demikian, kita dapat mengecap (merasakan) makanan atau minuman tersebut. Selain sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat bicara dan pengatu letal makanan. Perpaduan gerakan lidah, bibir, langit-langit mulut, dan gigi menghasilkan berbagai macam bunyi. Lidah mengatur letak makanan pada saat sedang dikunyah. setelah itu, lidah akan mendorong makanan masuk ke kerongkongan.

  1. Penyakit yang dapat menyerang lidah

Penyakit yang sering menyerang lidah adalah sariawan. Sariawan mengakibatkan lidah memerah dan tampak luka. Penyakit ini cukup mengganggu karena menimbulkan rasa sakit pada saat kita menggerakkan lidah untuk mengunyah dan berbicara. Penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan dengan mengonsumsi vitamin C.
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat menyerang lidah :

1.        Ageusia, Hiperguesia, Disguesia

  • Penyebab
a.    Mulut yang sangat kering
b.    Perokok berat
c.    Terapi penyinaran pada kepala dan leher
d.   Efek samping dari obat (misalnya vinkristin-obat antikanker atau amitriptilin-obat antidepresi).
e.    Luka bakar pada lidah (bisa menyebabkan kerusakan sementara pada jonjot-jonjot pengecap)
f.     Bell’s palsy (bisa menyebabkan berkurangnya pengecapan pada salah satu sisi lidah)
g.    Depresi.
h.    Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, refluks gastroesofageal, penyakit ginjal, multipel sklerosis, zoster otikus, dan Sick Building Syndrome
i.      Obat-obatan seperti :
ü  antibiotik (tetrasiklin, kloramfenikol, trimetroprim)
ü  antidiare (loperamid)
ü  antihipertensi (ACE inhibitor)
ü  antirematik (asam asetilsalisilat)
ü  antihistamin (piperidine)
ü  dan masih banyak lagi
j.      Intoksikasi atau keracunan oleh karbonmonoksida, alopurinol
k.    Perubahan fisiologis karena perubahan hormonal dan proses penuaan
l.      Gangguan penciuman karena infeksi sinus, infeksi di mulut
m.  Defisiensi / kekurangan vitamin B, vitamin A, dan zinc
  • Gejala : Aguesia, tidak mampu mengecap rasa sama sekali. Hipogeusia, kehilangan sensitivitas pengecap. Disguesia, tidak dapat mengecap rasa tertentu.
  • Akibat : Kehilangan pengecapan dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan.
  • Cara Pencegahan :
a.    Kurangi merokok.
b.    Tidak meminum obat-obatan yang keras terlalu banyak kecuali memang diperlukan.
  • Cara Pengobatan :
ü Sering makan permen untuk menjaga kelembaban mulut
ü Memperbaiki kebersihan rongga mulut
ü Apabila Anda sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, tunggu sampai beberapa hari setelah penyakit tersebut menghilang
ü Konsumsi vitamin A (ubi kuning, wortel, sayuran dan buah kuning), vitamin B (gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur), dan mineral zinc (kacang, gandum, sayur-sayuran hijau seperti bayam dan asparagus, daging, unggas, tiram)

  1. Candidiasis Oral

  • Penyebab : Infeksi jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Hal ini sering disebabkan oleh Candida albicans, atau kadang oleh Candida glabrata dan Candida tropicalis. sariwan pada mulut bayi disebut candidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis.
  • Gejala : Menimbulkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran mucosal (dinding mulut dalam). Pada mucosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang (berwarna merah). Orang dewasa mungkin mengalami rasa tidak nyaman atau rasa terbakar.
  • Akibat : Lidah menjadi susah digunakan karena rasa tidak nyaman yang luar biasa.
  • Cara Pencegahan : Mengurangi penggunaan antibiotic.
  • Cara Pengobatan : Jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat.




  1. Fissured Geografic Tongue

  • Penyebab : Kebanyakan disebabkan karena faktor keturunan. Tetapi bisa juga karena alergi makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk atau pilek. Penyakit ini biasa diderita anak di atas 2 tahun.
  • Gejala :
a.         Saluran napas dan hidung : Batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering menarik napas dalam.
b.         Kulit : Kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Warna putih pada kulit seperti ”panu”. Sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. Kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
c.         Pembuluh darah Vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. Berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.
d.        Otot dan tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari
e.         Saluran kencing : sering minta kencing, bed wetting (semalam ngompol 2-3 kali)
f.          Mata : Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area bawah kelopak mata. Memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
g.         Hormonal : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan.
h.         Kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac). Keringat berbau.
i.           Fatique : mudah lelah, sering minta gendong
  • Akibat : Lidah pecah-pecah dan terlihat terbelah-belah. Nafsu makan akan menurun karena susah menelan.
  • Cara Pencegahan : Setiap sehabis makan, sikatlah lidah 10-15x dengan sikat bulu sedang gerakan pelan tidak boleh melukai lidah, dibantu dentifris (semacam abu gosok yang dipakai untuk membersihkan gigi).
  • Cara Pengobatan : Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik atau terapi radiasi.

  1. Kanker Lidah

  • Penyebab : Merokok, terutama yg lebih dari 2 pack perhari, resiko tersebut akan meningkat dengan penggunaan alcohol 6-12 oz sehari. Squamous cell carcinoma pada lidah dapat juga disebabkan syphilis atau trauma khronis misalnya tambalan atau gigi yang tajam yg menimbulkan trauma pada lidah.
  • Gejala : Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri lokal, nyeri yang menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, pergerakan lidah menjadi semakin terbatas
  • Akibat : Lidah terasa seperti terbelah dan munculnya eritroplakia (bercak kemerahan dalam mulut) pada lidah.
  • Cara Pencegahan
ü  Berhenti merokok terutama pada perokok yang merokok cigarette, cerutu dan merokok dengan mengunakan pipa. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar. Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah tembakau atau memutuskan untuk berhenti menggunakannya merupakan keputusan kesehatan yang sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari mencegah kanker.
ü Hindari minuman beralkohol.
ü Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi.
ü Salah satu hal yang wajib dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa mencegah karang gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu sampai Anda punya masalah, lalu baru pergi ke dokter gigi. Sebaiknya cegah sebelum terjadi.
ü Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga kebersihannya, maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan akhirnya berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi disarankan untuk menggunakan obat kumur yang menuntaskan kegiatan membersihkan mulut.
·      Cara Pengobatan : Pemberian kombinasi radiasi eksternal dan brakhiterapi interstitial untung mematikan sel-sel kanker.

  1. Merawat kesehatan lidah
Cara merawat kesehatan lidah antara lain :
1.        Menghindari makanan yang terlalu panas atau dingin.
2.        Gunakan sikat gigi yang bersih dan lembut.
3.        Rajin mengunsumsi makanan yang mengandung vitamin C.

2.4 INDRA PERABA (KULIT)

            Seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit. Kulit berfungsi sebagai indera peraba. Dengan kulit, kita dapat membedakan permukaan kasar dan permukaan halus. Demikian pula kita dapat membedakan benda panas dan benda dingin.
Kulit juga dapat berfungsi sebagai pelindung. Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu reseptor berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung kapsul/selaput. Reseptor berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit.
Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau berselaput dapat berupa Korpuskel Meissner dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel Pacini mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan Korpuskel Krause mendeteksi rangsangan dingin.
            Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka dibandingkan punggung tangan
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.ubuh dengan cara melapisi tubuh.

Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya.
Ujung saraf berselaput
Rangsangan
Korpuskel pacini
Tekanan
Korpuskel ruffini
Panas
Korpuskel krause
Dingin
Korpuskel meissner
Sentuhan

A.      Bagian-bagian kulit
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIAwe-HVG8lfvnBxt66iIHtyEcx3lQBvx411S-tBE5oe9dUfDfQAOP05icsCGDRvJYVYSpSrMN4PXzjMz3qfRJDIqGQdeqffyjOjyVtmiwxGL068L3Jbbxb91Lsvsof95KXPYi-1cYpi6s/s320/struktur-kulit.jpg
            Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tdisebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut juga dermis.

Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk/kulit ari (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi.
·           Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bakteri dan menguapnya air dari tubuh.
·           Lapisan malpighi tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan malpighi mati dan kemudian menggantikan sel kulit ari yang menggelupas. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
Dermis
Lapisan dalam tersusun dari jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, akar rambut dan ujung saraf penerima rangsang yang disebut reseptor.
Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tida mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
  Description: kulit2
Pandangan Mendalam atas Kulit
Di atas adalah gambar penampang melintang kulit. Tetesan keringat yang dikeluarkan   dari kulit memainkan berbagai peran bagi tubuh. Selain menurunkan suhu tubuh, mereka menyediakan zat gizi bagi bakteri dan jamur tertentu yang hidup di permukaan kulit, dan menghasilkan bahan sisa bersifat asam seperti asam laktat yang membantu menurunkan tingkat PH (keasaman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit ini menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi bakteri berbahaya yang mencari tempat tinggal.
Fungsi bagian-bagian kulit :
a.         Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b.        Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
c.         Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d.        Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut
e.         Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Bagian indra peraba yang paling peka adalah ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :
  1. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
  2. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.
  3. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh.
  4. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut.
  5. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.




B.       Cara kerja kulit
Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak. Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda. Otak juga memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang itu. Karena informasi yang cepat, tubuh kita dapat terhidar dari bahaya luar, misalnya saat kita menyentuh benda yang panas. Jika tubuh tidak tahan panas itu, maka secara refleks tubuh akan menghindari panas tersebut. Dengen demikian, tubuh terhindar dari kerusakan yang lebih fatal.
C.      Penyakit pada kulit dan cara memelihara kesehatan kulit
            Kulit adalah bagian tubuh terluar. Jadi, kulit paling mudah berhubungan langsung dengan lingkungan. Akibatnya, kulit paling cepat kotor dan mudah diserang penyakit. Beberapa penyakit kulit tersebut, yaitu :
1.    Kudis
  • Penyebab : Disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit.
  • Gejala : Liang pada permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan biasanya ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri. Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan
  • Akibat : Penderita mengalami kegatalan dan kesakitan. Penderita jadi sering menggaruk kulitnya. Akibat infeksi terbentuk kerak kudis yang berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.
  • Cara Pencegahan : Tidak ada vaksin untuk kudis sehingga pencegahan harus dilakukan melalui menghindari infeksi. Seluruh pihak yang berada dekat dengan penderita perlu diobati pada waktu bersamaan, walaupun belum ada gejala. Pakaian, handuk, seprai dan barang-barang yang bersentuhan dengan kulit sebaiknya dicuci dan disetrika untuk mencegah penularan.
  • Cara Pengobatan : Diobati dengan salep antikudis yang disebut salep 2-4. Setelah penderita mandi, salep dioleskan dan digosok agak keras agar salep masuk ke terowongan dan kontak dengan kutu. Setelah itu, penderita tak boleh mandi selama tiga hari agar obat tersebut tetap bertahan pada tempatnya.
2.    Panu
  • Penyebab : Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang lama. Kotoran tersebut lama-kelamaan menjadi jamur yang menyebabkan panu muncul.
  • Gejala : Bercak berwarna pada kulit dengan batas sangat tegas dibanding warna kulit di sekitarnya.
  • Akibat : Jika dibiarkan, lama kelamaan bercaknya akan menyebar ke bagian kulit lainnya dan menyebabkan gatal. Jika digaruk, bercaknya menimbulkan serpihan berwarna putih.
  • Cara Pencegahan : Menjaga higienitas perseorangan, hindari kelembaban kulit dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
  • Cara Pengobatan : Panu umumnya diobati dengan antijamur topikal. Pengobatan ini membasmi panu secara temporer. Untuk itu perlu diulangi secara rutin dan teratur untuk mencegah panu kambuh lagi.
3.    Kadas
  • Penyebab : Salah satu infeksi jamur dermatofitosis (dermatophytosis) pada permukaan kulit yang disebabkan oleh jamur dermatophyte.
Bentuk (klinis) infeksi jamur dermatofitosis pada permukaan kulit dibedakan berdasarkan tempatnya, diantaranya:
a.         Tinea Kapitis ( Tinea capitis ). Infeksi jamur yang terletak di kulit dan rambut kepala.
b.         Tinea Korporis ( Tinea corporis ). Terletak pada kulit wajah, badan, lengan dan bokong.
c.         Tinea Kruris. Di daerah pelipatan paha, organ genital dan daerah anus. apat menyebar ke bokong dan perut bagian bawah.
d.        Tinea Pedis. Terletak di kulit tangan dan kaki, sela jari, telapak tangan maupun kaki.
e.         Tinea Unguium. Infeksi jamur dermatofitosis di kuku.
f.          Tinea Imbrikata. Bercak bersisik dan melingkar serta terasa gatal.
  • Gejala : Tinea corporis ditandai dengan bercak berbagai bentuk. Terbanyak adalah bentuk annular (seperti cincin) dan iris (sirkuler). Masing-masing bercak dapat bergabung membantuk bercak yang lebih luas.
a.         Bercak berbatas tegas dengan bagian tepi relatif lebih aktif dan lebih jelas dibanding bagian tengah.
b.         Pada fase akut terasa gatal, terutama jika berkeringat dan cuaca panas.
c.         Pada Tinea corporis menahun lebih sering diabaikan lantaran tidak menimbulkan keluhan selain keluhan kosmetik.
  • Akibat: Munculnya bercak pada kulit dan menyebabkan gatal.
  • Cara Pencegahan
a.         Menggunakan pakaian longgar dan sedapat mungkin terbuat dari bahan katun.
b.         Menggunakan kaos kaki dari bahan katun dan menghindari memakai kaos kaki yang lembab.
c.         Mengganti pakaian setiap hari dengan pakaian kering.
d.        Menggunakan sepatu yang tidak lembab.
e.         Mengeringkan handuk setelah setiap kali digunakan.
f.          Menghindari memakai pakaian orang lain yang sedang menderita infeksi jamur kulit.
g.         Mandi dengan air bersih segera setelah mandi di tempat-tempat umum.
h.         Jika perlu, menaburkan bedak atau bedak anti jamur terutama di sela-sela jari kaki dan pelipatan kulit.
  • Cara Pengobatan : Prinsip pengobatan ditujukan kepada pemberantasan jamur dan mengurangi keluhan penyerta (simptomatis) serta mencegah reinfeksi selama maupun setelah pengobatan.
4.        Albino
  • Penyebab : Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi.
  • Gejala : Kulit dan rambut berwarna putih/tidak memiliki warna.
  • Akibat : Kulit dan rambut tidak memiliki pigmen.
  • Cara Pencegahan : Dilakukan tes kromosum pra-nikah untuk mengurangi resiko anak mengalami albino. Apalagi jika ada riwayat keluarga yang mengalami albino.
  • Cara Pengobatan : Albino tidak dapat diobati.
5.        Kanker Kulit
  • Penyebab :
a.    Berhubungan dengan sinar matahari dalam waktu yang lama.
b.    Orang-orang dengan kandungan sedikit melamin pada kulit misalnya orang-orang dengan warna kulit cerah.
c.    Berhubungan langsung dengan zat-zat karsinogenik (seperti batu bara, pestisida, minyak paraffin) dan dapat juga akibat berhubungan dengan sisa-sisa radioaktif dan radium.
d.   Sering mengalami luka bakar berulang, seperti , tukang las, tukang minyak dan lain-lain.
  • Gejala :
a.         Tahi lalat yang asimetris
Tahi lalat harus memiliki bentuk yang teratur. Setiap perubahan yang menimbulkan perubahan pada ukuran dan bentuk tahi lalat harus menjadi perhatian. Periksakan perubahan tersebut ke dokter kulit.
b.         Tepi tahi lalat
Bagian tepi tahi lalat harus berbentuk halus dan tidak berubah selama bertahun-tahun. Luka, bengkak, atau tepian yang membesar adalah pertanda Anda perlu memperhatikan kesehatan kulit.
c.         Warna tahi lalat
Warna tahi lalat harus tetap dan tidak berubah. Orang dengan rambut berwarna cerah seharusnya memiliki warna tahi lalat yang lebih cerah, dan tahi lalat warna lebih gelap bagi yang berkulit gelap. Perubahan warna tahi lalat kemerah-merahan sebaiknya menjadi perhatian.
d.        Ukuran
Semakin besar diameter tahi lalat, semakin tinggi risiko terkena kanker kulit. Apalagi jika ada tahi lalat yang tumbuh di atas enam milimeter. Perubahan demikian adalah peringatan serius.
e.         Tahi lalat baru
Jika tubuh Anda terlalu sering terdapat tahi lalat baru, saatnya segera berkonsultasi dengan dokter.
f.          Gatal-gatal
Tahi lalat yang terasa gatal adalah pertanda buruk. Selain gatal, tahi lalat yang membesar, bersisik atau berdarah bisa menjadi gejala-gejala terjadinya kanker kulit. Periksakan ke dokter kulit segera.
g.         Risiko bawaan
Orang dengan kulit sangat pucat lebih berisiko terkena kanker kulit dibandingkan orang dengan kulit berwarna. Waspadai bila ada anggota keluarga yang terkena karsinoma, karena risiko terkena kanker kulit lebih besar.
  • Akibat : Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
  • Cara Pencegahan :
a.    Pemeriksaan kulit secara sederhana untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kanker kulit dapat dilakukan sendiri dengan melakukan SSE (skin self examination) terutama pada setiap kulit, tahi lalat jaringan parut atau bercak-bercak sejak lahir. SSE disarankan dilakukan setiap bulan pada waktu yang sama misalnya setiap tanggal satu setelah mandi sore. Bagi para wanita SSE dapat dlakukan bersamaan waktunya dengan BSE ( breast self examination) pemeriksaan payudara sendiri atau sadari.
b.    Selain tanda-tanda seperti pada SSE yang diamati, perlu juga mengamati tanda perubahan tradisional seperti tumbuhnya kulit baru yang tidak wajar, luka yang tidak sembuh-sembuh atau adanya bagian kulit tertentu yang sering mengalami iritasi. Bila terdapat berbagai kondisi seperti disebutkan di atas maka disarankan secepatnya memeriksakan diri pada dokter. Ada dan tidaknya kanker dapat dipastikan dengan biopsy, untuk itu bila mencurigai adanya kanker kulit . langkah pertama. Melakukan pemeriksaan diri secara cepat dapat mencegah timbulnya penyakit ini.
c.    Tidak berlama-lama berada di bawah sinar matahari.
  • Cara Pengobatan : Seperti kanker pada umumnya, kanker kulit bisa diobati dengan operasi pengangkatan sel-sel kanker dan dilanjutkan dengan kemoterapi.
6.        Jerawat 
Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada. Jerawat dapat timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang.
7.        Kutu air
Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni air.
8.        Bisul
Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh infeksi.
Cara memelihara kesehatan pada kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang mudah dihinggapi jamur dan kotoran lain. Oleh karena itu, jagalah selalu kebersihan kulitmu. Mandilah dua kali sehari, serta cucilah kaki dan tangan sebelum tidur, makanlah makanan yang mengandung vitamin E serta sayuran dan buah-buahan.













BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
Indera Pengecap adalah lidah. Lidah dapat membedakan rasa pahit pada bagian pangkal, asin dan asam pada bagian samping tengah, manis pada bagian ujung. Indera pengecap bisa terganggu saat menderita sariawan.
Kulit sebagai indera peraba. Kulit terdiri atas, Kulit ari : bagian kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Pada bagian ini tak ada ujung syaraf, Kulit jangat : bagian yang tebal. Di sini terdapat ujung syaraf, kelenjar lemak, pembuluh darah dan akar-akar rambut. Kulit ujung jari dan bibir sangat peka terhadap rangsangan.

3.2  Saran
Makalah ini telah penulis selesaikan dengan semaksimal mungkin dan juga berkat bantuan dari dosen dan juga teman-teman,penulis  tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis meminta kritik dan saran dari siapa saja yang nantinya membaca makalah ini untuk lebih dapat disempurnakan dan juga dapat penulis jadikan pedoman untuk menulis makalah selanjutnya. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.